http://www.mediafire.com/file/bpedx2ve6d24r28/Prabu+Dylan+%2B+Denda+Omnivora+-+Gundul+Gundul+Pacul+%28Sunan+Kalijaga%26TemanTeman+Cover%29+.mp3
-
Prabu Dylan Jacobuwono Nugroho bisa dibilang anak langka di Indonesia,
dan barangkali mungkin di dunia. Pasalnya siswa kelas VI Madrasah
Ibdtidaiyah Negeri I Manisrejo, Kota Madiun, sangat mahir memainkan
gitar, mendalang, dan main disc jockey (DJ). Ketiga kesenian yang
dikuasainya tidak datang secara bersamaan. Kepada Kompas.com. Dylan
menjelaskan bahwa mulai mengenal dan belajar gitar dari bapaknya, Arief
Sulistyo Eko Saputro (SES), seorang musisi, lalu kemampuan mendalangnya,
dia peroleh dari seorang dalang, Ki Supriyanto, yang biasa manggung di
RRI Madiun, sementara yang sangat mencengangkan adalah belajar kemampuan
ber-DJ hanya melihat di You Tube.
Wis, luar biasa kemampuan anak
ini, sekali-kali Presiden Jokowi harus mengundang dia untuk tampil di
istana kepresiden. Pastinya dijamin Jokowi dan tamu undangan lainnya
akan takjub melihat bukti kehebatan anak cerdas, yang mampu memainkan
ketiga kesenian dalam satu pertunjukkan.
Kehebatan berkesenian
Dylan tentu tidak ada artinya, bilamana tidak melalui bimbingan ayahnya,
yang dikenal selain sebagai musisi, juga sebagai kolektor gitar.
Prinsip bisa karena biasa yang diajarkan ayahnya mendorongnya untuk
terus berlatih, hingga akhirnya Dylan bisa berani unjuk kemampuan di
depan publik.
Kini, berbagai pentas seni sudah dia tunjukan,
mulai dari ruang lingkup sekolahnya, kemudian berlanjut ke tingkat
nasional, hingga internasional. Sehingga dikenal sebagai dalang metal.
Sebuah julukan sangat istimewa buat anak seumurannya, yang semestinya
melewatkan seperempat usianya untuk bermain dengan teman sebayanya.
Dengan
menyandang julukan dalang metal, hampir pasti kesibukan berkesenian
tambah padat. Terakhir untuk skala tingkat nasional saja, Dylan unjuk
kebolehan di Pesona Sanggigi International Jazz and World Music
Festival, Agustus lalu, di Pantai Senggigi, Lombok. Sedangkan untuk even
internasional, Dylan tercatat pernah berkolaborasi tigaseni di
Singapura, Bangkok, Vietnam, Kamboja dan Hong Kong.
Keuntungan
mendapatkan julukan Dalang Metal sangat berarti, karena dengan julukan
tersebut membuatnya mengenal musisi idolanya Iwan Fals. Bahkan bukan
sekedar mengenal semata, tetapi jika tidak ada halangan, dia tampil
dengan idolanya, Oktober nanti, pada acara Grebek Suro di Ponorogo.
Kesibukan
yang super padat bisa dilalui dengan sempurna berkat mampu menjaga
stamina kemampuan fisiknya. Cara yang paling murah untuk menjaga stamina
fisik dengan berenang, yang memang sudah menjadi hobinya sejak kecil.
Kalau sudah berada di kolam renang, sejenak segala kesibukannya
seolah-olah tidak ada.
Kehebatan Dylan bukan sekedar dibuktikan
di atas di panggung, tetapi anak pertama dari dua bersaudara ini juga
telah menghasilkan splitalbum bernama "The Fear of Living"
berkolaborasi dengan bandunderground asal Perancis, Disposible Heroes.
Isi album tersebut pada cerita wayang diringi musik metal dan elektronik
berupa, tiga fragmen cerita wayang kuno. Tiga fragmen itu, diantaranya
"Minongko Wiwitaning Carito", "The Demon Inside","The Dragon and The
Angel". (Kompas.com)
Kehebatan Dylan sudah tidak diragukan lagi.
Kehebatan yang diperoleh Dylan merupakan hasil hubungan mesra antara
bakat alam dengan bimbingan orang tua. Maka dari itulah bila ada anak
anda memiliki bakat seperti Dylan. Peran orang tua harus membimbingnya
dengan baik, dan tentu saja iringan doa untuk anaknya yang tak kalah
penting.
-
Denda Omnivora mungkin nama yang lebih enak didengar
di telinga dan mungkin sedikit mengurangi kapasitas memori di otak
kita.Terlahir dengan ketidakpuasan apa yang dia lihat di dunia ini.
Diwaktu kecil sempat berpindah-pindah dan kemudian menetap di kota
Madiun,membentuk The Ripper Punster, dan sempat merekam beberapa lagu
lalu ikut dalam sebuah kompilasi hardcore.Setelah selesai
sekolah,dia memutuskan untuk meneruskan hidupnya di Yogyakarta. Gairah
pemberontak dan egoisme tidak bisa lepas lagi dari hatinya.
Beberapa tahun di Jogja seperti fasilitas baginya untuk menuangkan
segala pertunjukkan dan konser yang ada di kepalanya. Dom 65 mungkin
salah satu tempat penuangan konser yang ada di kepalanya. Namun karirnya
di Dom 65 tak berlangsung lama,mungkin karena jenuh atau perbedaan
visi. Tapi tidak berhenti begitu saja, Denda Omnivora
masih mencari penuangan segala kesakitan, kegembiraan, munafik, egoisme,
idealisme, narsisisme,dan propaganda. Perenungan-perenungan membuahkan Denda Omnivora and The White Liar Band. The show’s must go on dude.
https://www.djarumcoklat.com/article/the-show-must-go-ondude